SEJARAH SINGKAT PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI BALI
Sebelum Perang Dunia II pada zaman penjajahan Belanda perusahaan listrik di Denpasar bernama N.V Electriciteit Bali Lombok (N.V Ebalom Denpasar) yang  dibangun pada tahun 1927 dan  dioperasikan pada tahun 1928. Perusahaan ini dipimpin oleh seorang warga Belanda bernama L de Yong dan berlokasi di lingkungan Banjar Gemeh (saat ini lokasi Kantor PLN Distribusi Bali Area Pengatur Distribusi Jl. Diponegoro No. 17 Denpasar).
Ketika Perang Dunia II berlangsung, Jepang menang atas Sekutu (salah satunya Belanda) sehingga Jepang mengambil alih daerah kekuasaan Sekutu, termasuk Indonesia. Menjelang datangnya tentara Jepang ke Indonesia, orang Belanda yang ada di Denpasar saat itu mengungsi ke luar Indonesia, termasuk pemimpin N.V Ebalom Denpasar, L de Yong, yang mengungsi ke Australia. Saat itu Belanda menyerahkan kepengurusan N.V Ebalom Denpasar kepada B.O.W. (P.U yang sekarang) dan selanjutnya dipimpin oleh I Ketut Mandra (pimpinan B.O.W ketika itu).
Jepang masuk ke Bali pada Desember 1942 dan mengambil alih perusahaan listrik N.V Ebalom Denpasar dan mengganti namanya menjadi Nipon Hatsudeng yang dikepalai oleh Kawaguci. Akan tetapi di akhir Perang Dunia II tahun 1945, Jepang kalah perang atas Sekutu dan selanjutnya Jepang meninggalkan Indonesia termasuk Denpasar dan menyerahkan perusahaan listrik Nipon Hatsudeng kepada P.U yang saat itu dikepalai oleh I Ketut Mandra.
Usai Perang Dunia II sekitar alat tahun1946, Tentara Sekutu yang diwakili Inggris masuk ke Bali disusul pula dengan pendaratan Tentara Gajah Merah Belanda dipantai Sanur pada tanggal 2 Maret 1946. Beberapa hari kemudian perusahaan listrik dikuasai kembali oleh Belanda serta dijaga oleh Tentara Belanda. L de Yong yang didatangkan dari Australia ke Denpasar, kembali memimpin perusahaan yang diganti namanya kembali menjadi N.V Ebalom.
Setelah penyerahan kedaulatan oleh Pemerintah Belanda kepada Pemerintah Republik Indonesia pada Desember 1949, N.V Ebalom masih dikuasai oleh Belanda sampai saat terakhir penguasaan oleh Belanda, N.V Ebalom Denpasar dipimpin oleh antara lain L de Yong, J.de Hart, Kwee The Tjong, Renould, J.J.Welters, Shoerincha, dan lain-lain.
Sekitar tahun 1956 – 1957 N.V Ebalom Denpasar dinasionalisasi oleh Pemerintah   Republik Indonesia. Namanya pun diganti menjadi Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan ditempatkan di bawah pengawasan/pembinaan Kantor Besar PLN Surabaya, yang kemudian kantor Besar Surabaya berganti sebutan menjadi Kantor PLN Exploitasi IX Surabaya. Dengan penggantian nama tersebut, PLN Cabang Denpasar, dengan sendirinya pula menjadi Perusahaan Listrik Negara Exploitasi IX Cabang Denpasar. Lokasinya pada saat itu masih tetap di Banjar Gemeh, Jalan Diponegoro – Denpasar.
Jika sebelumnya di Denpasar hanya terdapat PLN Cabang Denpasar yang berlokasi di   Jln. Diponegoro (Banjar Gemeh) Denpasar, maka pada tanggal 4 Mei 1965 di Denpasar diresmikan berdirinya Kantor PLN Exploitasi VIII – Nusra yang membawahi semua unit-unit atau cabang PLN  yang ada diseluruh Nusa Tenggara termasuk yang ada di Bali.
Kantor PLN Exploitasi VIII – Nusra berlokasi di Sanglah (Jln Diponegoro – Denpasar) dengan  menyewa sebuah ruangan di Gedung BALIAGE dan sebuah bangunan di seberang jalan yang juga berlokasi di Jalan Diponegoro – Denpasar. Sejak saat berdirinya itu, Kantor PLN Exploitasi VIII – Nusra dipimpin oleh Soetrisno Oerip selaku Pemimpin. Dengan telah berdirinya Kantor PLN Exploitasi VIII – Nusra di Denpasar, maka PLN Cabang Denpasar terlepas dari Kantor Exploitasi Surabaya, dan selanjutnya menjadi PLN Exploitasi VIII Cabang Denpasar.
Sekitar tahun 1970 Kantor PLN Exploitasi VIII – Nusra pindah dan menempati  gedung baru yang berlokasi di Jalan Jendral Sudirman Denpasar. Setelah menempati gedung baru tersebut pada tahun 1974 sebutan PLN Exploitasi VIII berubah menjadi PLN Exploitasi XI dan pada tahun 1976 sebutan PLN Exploitasi XI berubah menjadi PLN Wilayah XI. Selanjutnya pada tahun 1992, lokasi Kantor PLN dipindahkan ke Jl. Letda Tantular No. 1 Renon (hingga sekarang).
Pada tahun 1994 Perusahaan Umum Listrik Negara berubah status menjadi PT PLN (Persero) dengan Akte Notaris: 169 tanggal 30 Juli 1994. Dalam tahap restrukturisasi  PLN selanjutnya melalui Surat Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor: 32.K/010/DIR/2001,  PT PLN (Persero) Wilayah XI diganti menjadi PT PLN (Persero) Unit Bisnis Bali, NTB, dan NTT. Perkembangan selanjutnya adalah bahwa berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nomor: 119.K/010/DIR/2002 tentang perubahan keputusan Direksi PLN (Persero) Nomor  : 089.K/010/DIR/2002 maka PT PLN (Persero) Unit Bisnis Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur ditetapkan menjadi PT PLN (Persero) Distribusi Bali.  PT PLN (Persero) Wilayah Bali berubah menjadi PT PLN ( Persero ) Distribusi Bali dengan Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor:120.K/010/DIR/2002 tanggal 27 Agustus 2002.

WORLD CLASS SERVICES (WCS)
Setelah melewati perjalanan yang panjang akhirnya pada tanggal 12 Desember 2008 yang lalu PLN Distribusi Bali mendeklarasikan Pelayanan Kelas Dunia (World Class Services) sebagai komitmen PLN dalam meberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan di Pulau Dewata.
Usaha-usaha dalam mencapai Layanan Kelas Dunia atau World Class Services (WCS) telah dirintis sejak tahun 2004 dengan terbitnya Keputusan Direksi PLN No: 119.K/010/DIS/2004 mengenai “PLN Distribusi Bali sebagai Percontohan Layanan Kelas Dunia”. Dari keputusan tersebut PLN Distribusi Bali menyusun sembilan sasaran strategis yang hendak dicapai dan dijabarkan di dalam 40 Inisiatif Strategis. Selama empat tahun tersebut segenap komponen PLN Distribusi Bali telah mencurahkan segala daya dan usaha untuk mencapai target-target yang telah ditetapkan tersebut.
Deklarasi tersebut sebagai momentum penghargaan terhadap segala usaha yang telah dilakukan dan sekaligus untuk menciptakan daya dorong dalam menggerakkan seluruh pegawai dalam mencapai tujuan-tujuan baru. Dengan Deklarasi WCS diharapkan pula agar pelanggan PLN Distribusi Bali menjadi semakin aktif berpartisipasi untuk memberikan masukan-masukan yang konstruktif agar PLN Distribusi Bali dapat mewujudkan layanan yang lebih baik lagi.
Tujuh indikator WCS yang dideklarasikan saat itu adalah SAIDI 61,43 menit/pelanggan/tahun; SAIFI 1,65 kali/pelanggan/tahun); Susut (Losses) 5,86 persen; Koreksi Rekening 0,22 hari; Koreksi Catat Meter 0,03 persen; Kecepatan Layanan Teknis 28,78 menit; dan Tegangan di Bawah Standar 0,93 persen.
Sesuai dengan road map PLN Distribusi Bali yang telah dibangun sejak tahun 2000, maka dalam perkembangan selanjutnya, PLN Distribusi Bali terus mengembangkan sayapnya demi peningkatan pelayanan. Di tahun 2012, PLN Distribusi Bali mencanangkan BALI EKSELEN 2012 “Beyond Expectation” sebagai sebuah semangat baru dalam menampilkan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan.

KUNCI BUDAYA ORGANISASI : Melayani dengan kualitas

TUJUAN : Mendistribusikan tenaga listrik dengan mutu dan kehandalan sesuai standar kelas dunia, dengan rasio elektrifikasi dusun 100%

VISI : Menjadi Perusahaan Distribusi Tenaga Listrik Kelas Dunia

MISI
  • Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.
  • Menyediakan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
  • Mengupayakan agar tenaga listrik dapat menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
  • Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

TATA NILAI                                                              
  • Saling Percaya 
  • Integritas 
  • Peduli 
  • Pembelajar

CODE OF CONDUCT
  • Kepemimpinan
  • Keanggotaan yang Bertanggung Jawab
  • Hubungan Profesional Antar Anggota
  • Hubungan dengan Pihak Eksternal

WILAYAH USAHA
Wilayah usaha PT PLN (Persero) Distribusi Bali saat ini terbagi atas 5 (lima) Area dan 13 Rayon, yakni:
  1. Area Pelayanan Prima (APP)
  2. Area Pengatur Distribusi (APD)
  3. Area Bali Selatan
    • Rayon Denpasar
    • Rayon Kuta
    • Rayon Mengwi
    • Rayon Tabanan
  4. Area Bali Timur
    • Rayon Singaraja
    • Rayon Tejakula
    • Rayon Seririt
    • Rayon Negara
    • Rayon Gilimanuk
  5. Area Bali Utara
  • Rayon Klungkung
  • Rayon Gianyar
  • Rayon Bangli
  • Rayon Karangasem